Si butet merantau




Perjalanan seorang wanita yang cukup banyak rintangan. Sebenarnya ia memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dosen Fisika Nuklir yang bisa mengembangkan energi nuklir di Indonesia, menjadi Direktur TPA/TPQ, TK dan Rumah singgah untuk anak jalanan yang tidak terlepas pendidikannya dari Al-Qur’an dan As-sunnah dan kode etik guru di Indonesia. Ya...itulah sekelumit ceritanya.

            Belajar dari orang tua, keluarga besar, teman-teman dan pendidikan yang telah ia lalui, maka ia ingin sekali terjun ke dunia pendidikan. Kuinjakkan kaki dengan perubahan diri pada kelas 3 SMA yaitu SMAN 12 Medan, berlanjut ke perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Sumatera Utara dan juga Ma’had Abu Ubaidah Al-Jarrah Medan menjadi bekal yang mendalam. Apalagi dengan bekal aktivis SMAN 12 Medan (BINTALIS) dan organisasi Kampus baik intra ataupu ekstra. Cita-cita yang belum tersampaikan pastinya menjadi faktor pendorong untuk bangkit dari keterpurukan hidup. Kata-kata merantau selalu hadir dalam benakku. Pulau Jawa adalah yang tertancap kuat dalam ingatanku karena disana akan banyak tempat untuk mengkhatamkan hafalanku dan selalu meminta kepada Alloh SWT  untuk selalu diberikan kehidupan yang berkah serta bermanfaat lebih banyak untuk orang lain.

            Setelah selesai dari kampus, banyak pergolakan yang timbul pada saat itu. Padahal di dalam hati sudah bertekad untuk menyelesaikan tahfidz di Ma’had, namun Alloh menentukan hal yang beda banget dari rencana yang telah saya tuliskan di kertas impian. Tapi setiap sholat tidak pernah lupa untuk menyelipkan doa, ”Robb, beri hambaMU ini umur, agar bisa menyelesaikan hafalan Al-qur’an hingga dapat bermanfaat untuk anak-cucu dan orang lain juga.


                                                            **********************

            Pada saat itu malam minggu tepatnya jam 19.00 wib, iseng-iseng ganti channel TV dan ditemukanlah salah satu acara TV Pemerintah yang menayangkan tentang orang-orang inspiratif. Dan aku pun mendengarkan dengan seksama. Ada mas Aslam dan salah seorang mbak yang aku lupa siapa namanya. Dan sang Hostnya pun memperkenalkan bintang tamunya satu persatu. Mas aslam dengan cerita masa lalunya yang membuat aku sangat terpukau, dan ternyata beliau asalnya dari medan dan begitu juga mbaknya. Dan pada akhirnya promosi perekrutan pun terjadi, hostnya pun berkata: ”oh ya mas, ada buka perekrutan juga ya untuk menjadi guru yang luar biasa yang ditempatkan di seluruh pelosok indonesia, bagaimana tuh persyaratannya”. Pasti banyak pemuda-pemudi Indonesia yang berniat untuk memajukan pendidikan di Indonesia, seperti mas dan mbak.

            Dan mas aslampun langsung promosi, ”pendaftarannya hingga 31 Juni 2012 ini dan info lebih lanjut buka aja websitenya sekolah guru indonesia yaitu www.sekolahguruindonesia.net, nanti dilengkapi aja persyaratan yang ada di SGI tersebut dan terbuka untuk semua lulusan tapi berumur maksimal 25 tahun dan bersedia untuk tidak menikah dalam masa kontrak”.

            Pada saat itu, aku baru wisuda yaitu tanggal 28 Mei 2012 dan pada saat acaranya itu berlangsung masih cukup jauh dari limit waktu pendaftaran yaitu dengan melengkapi administrasi pendaftaran. Langsunglah aku urus surat keterangan lulus kuliah karena ijazah baru keluar minimal 2 minggu. Dan setelah selesai mengurus berkas administrasi tersebut aku pun mengirimkan form pendaftaran mahasiswa SGI-DD ke email yang ditunjuk untuk menjadi sumber pendaftaran.

            Berjalannya waktu dengan menunggu pengumuman, aku pergunakan waktu untuk mencari loker di berbagai perusahaan atau sekolah. Sebelumnya telah magang selama 1 minggu magang di Balita Schooling yaitu sekolah playgroup yang mendedisikan dirinya untuk balita dengan prinsip bahwa semua anak membutuhkan perlakuan khusus, bukan hanya anak-anak yang khusus yang mendapatkan pelayannan khusus juga. Sekolah ini mengambil inspirasi dari pak munif katif. Selama seminggu aku menjalani tes dengan berbagai karakter anak. Kemudian di Bina Nusantara sebagai administrasi telah menjalani tes sebagai administrasi, namun memang belum rezeki karena kabarnya akan dihubungi dalam waktu 2 minggu setelah tes serta juga di Primagama Quantum Kids yang luar biasa lama sekali prosesnya dan akhirnya saya diterima seminggu sebelum berangkat ke SGI, namun saya sudah berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan di SGI, jadi di PQK saya tolak.

            Pada tanggal 13 agustus 2012 tes interview akan berlangsung. Namun sebelumnya pada tanggal 7-9 agustus 2012, aku  masih mengurusi pesantren kilat di salah satu sekolah swasta di medan bersama dengan teman-teman yang lain. Tiket bus pun belum sempat dibeli karena padatnya agenda di bulan ramadhan. Pada tanggal 10 agustus, aku pergi membeli tiket untuk ke padang. Alhamdulillah masih ada bangku kosong dengan harga bus yang terjangkau, dan alhamdulillah masih diberikan  rezeki untuk berangkat ke padang. Selama 27 jam perjalanan untuk sampai ke padang. Sepertinya Alloh memberikan segala kemudahan dalam menjalani  tes di padang. 7 hari sebelumnya, aku menghubungi teman yang ada di padang, namanya Zola kuliah di UNAND jurusan Farmasi. Aku menghubunginya untuk memberikan izin menginap satu malam saja di kosnya dan meminta mencarikan tiket pulang ke medan juga, karena ada kekhawatiran tidak dapat tiket pulang berhubungan kurang lebih seminggu lagi sudah lebaran dan anak kuliah yang merantau di padang akan pulang dalam waktu yang sama juga.

*******************
*11 agustus 2012*
Berangkat dari rumah jam 09.00 wib diantar adik naik motor sampai jalan Setia Budi dan lanjut naik angkot lagi sampai ke Amplas. Pukul 10.00 wib sampai juga di loketnya NPM. Karena belum pernah naik bus sendirian apalagi jauh dari medan jadi agak canggung juga. Orang lain pada sibuk menukarkan tiket berangkatnya. Padahal aku juga ikutan menukarkan tiket, tapi dengan bahasa mandailing mengatakan busnya yang ber-AC dan berangkatnya jam 11.00wib. Padahal aku mau menukar tiket pada saat dibeli dengan tiket berangkat.

            Dan bus pun datang, semua penumpang menuju bus tersebut, akupun naik dengan beberapa barang bawaan dan kernet bus memanggil nama penumpang satu-satu untuk di absen, setelah pemanggilan nama selesai sang kernet pun turun untuk konfirmasi tiket berangkat, ternyata ada 3 orang yang dipanggil namanya, salah satunya Farida.

            ”Coba tunjukkan tiket yang kemaren dibeli kepada saya!. Kenapa tidak di tukar dulu sebelum berangkat dek ?” sahut sang kernet.
            Aku sebenarnya males untuk berkata-kata apalagi untuk bertengkar hanya karena masalah sepele seperti ini, karena aku kan tadi sudah konfirmasi untuk menukarkan tiket tapi bagian operasional busnya entah mengatakan apa karena aku tak mengerti yang dikatakannya. Dengan muka jutek, aku berikan saja tiketnya dan sekembalinya sang kernet, aku menggerutu dengan temen 1 tempat duduk.

            Perjalananpun berlangsung, karena perjalanan yang pertama kali aku ke Padang, tak akan ku sia-siakan untuk melihat pemandangan dan sejenak merenungi perjuangan sebelum berangkat yang penuh dengan semangat!. Akupun tak akan menyia-nyiakan perjalanan ini hanya dengan diam-diam saja karena akan tersesat dan tidak ada teman dalam perjalanan. Teman satu tempat duduk syukurnya cewek dan ternyata junior di Pertanian USU, paling tidak mengorek-ngorek mengenai hidupnya dan terutama kehidupan di Padang apalagi perjalanan di Padang.

            Karena perjalanan jauh, matapun tak kuasa untuk menahan kantuk apalagi dalam keadaan puasa juga pada saat itu. Setelah berada di Barangkinang-Riau, aku menantikan adzan namun tak terdengar suara adzan. Akhirnya akupun mengencarkan sms untuk menanyakan di Medan apakah sudah adzan, paling tidak beda waktu sholat 20 menitlah. Dan sang supir pun menghentikan sejenak perjalanan untuk melaksanakan sholat maghrib. Aku pun bergegas turun untuk sholat maghrib dan isya.

* 12 Agustus 2012*
Pukul 02.00wib, aku mencari-cari dimana keberadaan sekarang bus kami. Karena teman sebelah tertidur pulas, maka mataku pun lalu lalang kesana-kemari mencari keberadaan tepatnya posisi kami sekarang.

            Prediksi waktu tiba di Padang siang jam 13.00wib, teman satu tempat duduk yang mengatakan. Perasaaan pun tenang saja karena ada sedikit kepastian. Sms pun masuk yang isinya : ”Assalamu’alaikum wr wb, ni kak farida ya? Kakak nyampe Padangnya jam berapa? Kakak berangkatnya dari terminal jam berapa? Risa”.

             Risa adalah teman satu organisasi ekstra kampus yang ada di Padang untuk menjemput saya di terminal, karena saya benar-benar buta akan peta kota Padang (Soalnya Dora lagi sibuk banget gak bisa diganggu dengan  petanya L). Namun, karena kos-kosannya Risa penuh dengan cowok jadi tidak mungkin menempatkan saya disana apalagi cukup jauh ke Dompet Dhuafa Singgalang. Akhirnya desi, temen organisasi ekstra kampus yang berbeda departemen dengan Risa, kuliah di UNP jurusan Bahasa Inggrislah yang menjemput saya di Mall yang ada di Padang.

*13 Agustus 2012*
            Tiba saatnya beraksi, jam didinding menunjukkan pukul 07.00wib. Desy dan saya bergegas untuk berangkat dengan angkot yang ke arah Singgalang. Kami turun agak kelewatan, karena Desy juga lupa dimana pastinya DD Singgalang berada. Dengan berjalan sedikit dan menyebrang jalan raya, akhirnya kami temukan juga DD Singgalang.

            Dan ternyata, saya bertemu dengan Risa disana bersama dengan abangnya yang tak lain adalah Danil. Saya dapati, rekan DD Singgalang sedang Apel pagi dengan berbagai aktivitas dan semangat mereka yang dapat rasakan dari program dan terikan-terikakan mereka sebagai penyemangat.

            Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 08.05wib, mas aslampun menyapa kami dengan hangat dan mengatakan,”ruangan kita ada di lantai 3, ayo kita segera naik”, sapanya.

Disana ada Anit, Nova, Hani dan Danil. Pembukaan dari mas aslam pun muncul, dan sambil menantikan kehadiran direktur DD Singgalang juga memberikan kata sambutan dan program kerja DD Singgalang yang membuat diri saya terpukau karena sangat menakjubkan dan dalam hati ku berkata, ”Subhanalloh semoga langkah ini tidak sia-sia untuk lanjut ke depannya dan  jika ini ada rezeki yang Engkau berikan padaku maka permudahkanlah jalannya dan lancarkan segalanya dengan baik. Amiin

*28 Agustus 2012*
            Pengumuman pun yang dinanti-nantikan harinya akhirnya kunjung tiba juga. Hani adalah temen yang semangat sekali untuk memberikan info terkait dengan SGI.

            Pukul 11.00wib pun tiba, ternyata Hani telah melihat pengumuman terlebih dahulu. Dan Hani bilang, bahwa aku lulus. Jujur aku tidak yakin karena bukan aku yang melihat pengumumannya langsung.

            Dan Nova pun mengirimkan sms yang isinya,”selamat ya buk, kayaknya itu nama ibu ada di pengumuman deh, cobe cek dulu.

            Pukul 12.00wib, dag dig dug....ketika akan melihat wabsite SGI. Pastinya lebih antusias mencari nama sendiri terlebih dahulu dari pada namaorang lain. Dan alhamdulillah namaku ada di pengumuman tersebut. Berkaca-kacalah mata ini, melihat pengumuman itu. Selanjutnya, aku mencari nama-nama orang yang tes nya di Padang, terbacalah nama Nova, Anit dan Danil. Hanya 1 temen yang tidak masuk pada saat kami tes bersama yaitu Hani.

            Segera aku mengirrimkan sms kepada Hani untuk memberikannya support dengan rencana Alloh yang lebih indah lagi dari SGI. Dengan penuh semangat dan sama-sama meminta do’a, ia pun  menjadi lebih termotivasi apalagi Hani mengikuti tes lainnya yang juga gak kalah pamor dari SGI, semoga Alloh memberikan jalan yang terbaik buat Hani J aamiin.

*20 Agustus 2012*
Hari keberangkatanpun tiba. Aku terlambat bangun karena baru packing pada malam, 1 hari sebelumnya. Packingnya selesai jam 02.30 wib. Aku terbangun jam 04.50wib, langsung mandi, sholat shubuh dan berpakaian. Setelah itu,langsunng panggil pak madju tetangga dekat rumah yang berprofesi sebagai seorang supir taxi. Dan ternyata pak madju sudah selasai sejak selesai sholat shubuh dan karena tidak ada panggilan dari aku pada jam 05.00wib, jadi beliaupun tiduran bentar dan akhirnya jadi ketiduran juga. Tepatnya jam 05.55wib, aku mengetuk pintu rumahnya pak madju dan mengatakan, ” Assalamu’alaikum, pak madju, pak madju!!!!” dan pak madju mengatakan ,”siapa ya?”. ”ida pak”, sahutku.. oh ida, ntar ya da, bapak 15 menit lagi beres-beres dulu ya, ketiduran bapak, sambil membuka pintu dan menampakkan kepalanya. Oh ya pak, gak apa. Sembari menunggu pak madju, aku sarapan pagi dahulu. Setelah pak madju selesai, beliaupun datang ke rumah sembari mengangkati barang-barang bawaanku yang cukup banyak dan berat juga. Di taksi, aku duduk di belakang karena sebagian barang ada di belakang dan sebagian di bagasi. Jujur, ini kali kedua aku naik pesawat. Untuk yang pertama kalinya, saya berangkat bersama teman-teman PRAMUKA USU jadi semua urusan sang ketuialah yang mengatur, namun ini berangkat sendirian. Secara, rute check in dan lain-lainnya saya gak tahu menahu. Syukurnya, pak madju mencari penyedia jasa trolly plus abang-abang yang bawain dan memandu segala administrasi perjalananku. Alloh memudahkan segala sesuatunya pada saat itu, namun yang paling berkesan ternyata bagasiku lebih dari 20 kg, dan harus membayar kelebihan bagasinya.

            Pukul 08.00wib aku menyediakan fotocopy KTP dan tiket pesawat untuk lolos dari pemeriksaan petugas di bandara. ”Akhirnya naik juga, sahutku dalam hati”. Setelah mendapati tempat duduk, aku berdzikir dan muroja’ah hafalan karena ada satu kekhawatiran yaitu sedang kabut pada saat itu. Oh ya, aku juga bersama dengan atlet Indonesia yang baru menyelesaikan pertandingan PON di RIAU dengan berbagai bidang olahraga. Karena aku tak mengenal satupun dari mereka, ya jadinya biasa saja. Dan penumpang yang lain juga tidak ada yang sampai minta tanda tangan dan foto, mungkin juga karena mereka tidak eksis di entertainment kali ya, hehe.
Hampir 1 juz juga aku murojaah hafalan dan dalam hatiku berniat dan bertekad kuat, harus menyelesaikan selama merantau ini, ”mudahkanlah dan beri ke istiqomahan ya Robb”, ucapku lirih di hati.

            Seperti yang direncanakan pesawat akan tiba di bandara Soeta pada pukul 11.05 wib. Langsung aku menuju tempat pengambilan bagasi dengan menyewa trolly plus mas-mas yang bantuin dorongin barang yang banyak sekali dan jujur tidak sanggup dorongnya.

***************
Mobil jemputan SGI tiba dibandara dengan jadwal dari pukul 14.00-16.00 wib. Karena aku sudah tiba pukul 11.00wib, jadi harus menunggu sekitar 3 jam untuk menuju jam 14.00wib. sebenarnya sih ada anit, nova dan danil yang berasal dari Padang. Namun, Anit dan Nova sudah tiba di Jakarta sebelum tanggal 20 September 2012. Jadinya hanya janjian dengan danil saja. Sebenarnya tidak enak juga karena tidak ada teman bicara, tapi karena barang bawaan yang banyak jadi kuputuskan untuk menunggu saja.
            Pukul 14.00wib, aku mengirimkan pesan singkat ke danil, ”kira-kira akan nyampe jam berapa di bandara?”, dan  danil mengirimkan balasan ”jam kurang lebih 14.30 wib”.

            Sembari menunggu mobil jemputan datang juga, aku memberi kabar ke orang tua dan teman kalau sudah nyampe bandara Soeta, banyak ekspresi yang timbul yang isinya juga tetap mendo’akan ku agar baik-baik saja, sukses dan tetap semangat.
Kebosan juga muncul karena menunggu dalam waktu yang lama, yang aku lakukan pada saat itu adalah beli roti dan minum karena tidak bawa bekal apapun dari rumah, maklumlah ketika berangkatpun terburu-buru, update status, dan juga menerima sms dari orang tua dan uwak yang sudah ku anggap mamak yang sebelum kesini, aku bergantian dengan sepupu untuk menjaganya di rumah sakit swasta di medan selama 6 hari.

            Pukul 15.00wib, jemputan tak kunjung tiba juga. Bosan dan gelisah terjadi padaku. Paras wajahku pun sudah tak enak dipandang. Dan sms pun ku luncurkan ke danil karena kebosanan yang melanda,”kok mobil jemputan tak kunjung tiba juga ya?”. dan balasan pun ku terima, ”lagi macet di jalan, ntar lagi nyampe kok”. Okelah jawabannya agak sedikit mengurangi kebosananku dan tetap berfikir positif pada kehadiran jemputan yang tak kunjung tiba juga.

            Pukul 15.40wib telpon dari kontak SGI pun datang, mbak farida sama temannya, ntar tunggu di depan ya? Kami udah di parkiran nih. Sejenak paras wajahku terlihat senang dan sambil mengintruksikan ke danil, bahwa jemputan akan datang bentar lagi. Ada 15 menit juga menunggunya dan akhirnya telponpun muncul kembali. Mbak farida dana mas danil, segera menyebrang ya, kami tunggu di parkiran A1 di depan mushollah. Dan akupun menginfokan bahwa jemputan telah datang ke pada danil dan mereka menunggu kita di depan mushollah dekat parkiran A1. danilpun segera bergerak dan memiliki inisiatif tuk membawa trollyku, aku tidak perlu bilang ke danil bahwa sebenarnya aku tak sanggup mendorong trollyku sendiri karena terlalu berat untukku. Dan akhirnya aku membawa kopernya danil dan danil mendorong trolly yang berisi barang-barang bawaanku, hehe... syukurnya danil mengerti tanpa harus kuminta dan jelaskan permasalahan dengan barang bawaanku. Terima kasih ya dan gak perlu nyewa mas-mas tuk dorongin trolly juga jadinya.

            Pak neming yang nungguin kami dan mengarahkan ke mobil Dompet Dhuafa. Syukurnya, pak neming pakai baju DD jadi sanagat gampang menemukan siapa yang menjemput kami.

            Kamipun tiba di mobil DD dan mas aslam pun menyapa dengan hangat dan senyuman, ”assalamu’alaikum mbak farida, gimana kabarnya?” dan akupun menjawab dengan senyum juga wa’alaikumussalam alhamdulillah sehat pak. Pak nemingpun menaikkan barang-barang ke bagasi mobil. Pertama ku berikan barang danil yang sangat sedikit dan simple sekali dibandingkan dengan barang  bawaanku. Pak nemingpun bertanya, ”ini barang punya siapa mbak?”

Aku menunjuk ke arah danil, jawab ku dengan bahasa tubuh.
Pak nemingpun bertanya lagi, ”kalau yang ini punya siapa?, tanyanya  lagi mungkin dalam benaknya banyak banget nih barang.. dibagasi sampai gak muat lagi, (hehe, senyum dikulum karena ulahku samapai-sampaipun bagasinya aku yang borong).

            Hmmm.. sebenarnya aku sudah kelaparan dari tadi, cuma jaim (jaga image aja) waktu mas aslam tanya, ”ini udah pada makan?”, tanyanya untuk kesemua orang yang ada di dalam mobil. Temen-temen yang cowok jawab belum dengan nada semangat banget, kalau aku sih jawabnya ,”sudah mas makan roti tadi”. Pukul 19.10wib mobil berhenti di samping rumah makan. Aku kira hanya untuk pesanan temen-temen yang udah nyampe di LPI, namun ternyata mas aslam mengajak kami makan....oh ohh...., akhirnya cacing-cacing diperutku bisa diredakan demo mereka yang sudah dari tadi melakukan tuntutan untuk menerima gizi (ya...paling tidak aku berbagilah dengan hewan yang ada di dalam perut, karena aku kan suka menabung dan sedekah..hay..hay, aya-aya wae nih bocah J). Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan kembali dan sekitar 45 menit akhirnya tiba juga di LPI. Disambut hangat oleh temen-temen. Dan mas nafis menyuruhku untuk registrasi dahulu dan juga menerima perlengkpan pribadi berupa sprey dan peralatan tulis. Sungguh sangat menyenangkan, semoga Alloh SWT yang membalas semua kebaikan kalian dengan balasan yang lebih baik lagi, aamiin.

Posting Komentar

0 Komentar