Pernah melihat naik motor boncengan
4 orang?. Haha...aku hanya bisa tertawa ketika merasakan dan membayangkannya
kembali. Pada saat itu, kami lagi beranjuk atau bahasa indonesianya lagi
bermalam disalah satu rumah teman. singkat cerita..ada suatu masalah yang
membuat salah satu teman kami tak mau mengantarkan kami pulang hingga ke rumah
masing-masing, karena alasannya ia sangat marah pada kami. Ada apa yacchhh??
hohoho...ia marah karena kami bak seorang puteri yang tak mau membantunya
menyelesaikan pekerjaan rumah. Padahal ia telah mengatakannya beberapa kali
untuk membantu menyelesaikannya. Tapi apa yang terjadi...gublakkk..suara
lemparan ember yang dikenainya ke
dinding kamar mandi saat dia menyelesaikan tugas rumahnya itu. Padahal kami
telah memintanya mengantarkan kami pulang karena pada saat itu, kami hanya
menyewa satu motor dan motor yang satu lagi adalah motor milik induk semangnya.
Jadi, kalaupun mau pulang...yachh, harus menunggunya sampai selesai dia
mengerjakan pekerjaan rumah tersebut. Tapi dari jam 8 hingga jam 11.30 WIB
tiba, ia tak kunjung ada i'tikad baik tuk mengantarkan kami pulang. Alhasil
salah satu teman mengatakan, ayolah..kapan mau mengantarkan kami pulang?, tanya
salah satu teman kepadanya. Dan karena marahnya yang sudah diredamnya 1 harian
itu pun tertumpahkan dengan sangat keras dan meledak-ledak. Alhamdulillah,
lemparan barang yang dikenainya ke dinding tidak ia kenakan pada salah satu di
antara kami. Dan parah lagi menurutku, kami pun tak dapat jatah makan pagi
dengan suguhan yang berasal dari dalam rumahnya itu. Lucu, gemas dan sangat
menjengkelkan karena baru kali pertama dilakukan seperti itu. Ckckckc, sabar
ya....semua ada hikmahnya dan ini baru awal dari perjalanan kita di negeri
laskar pelangi ini kawan. Walau gimanapun, dia adalah teman kita, jelek dan
buruknya dia adalah teman kita. Jadi sabar-sabar saja ya kawan...senyumku
terkulum pada mereka.
Perasaan dibonceng dengan empat
orang yaitu, deg-degan..apakah bisa ya...?. Apa sani gak akan terjatuh saat
mengendarai kami sebanyak 3 orang ini, hua hua hua.. rasa itupun menghampiri
aku dan dua orang temanku. Mungkin orasng berfikir, bahwa ini pengendara
benar-benar tidak taat aturan kendaraan...atau dibilang gila atau bahkan aneh.
Semua mata menujui ke arah kami, pada saat motor melaju di depan jalan raya.
Alhamdulillah jala-jalan yang kami lalui tak memiliki jalur lampu lalu lintas
jadi tak melanggar aturan yang biasa aturan tersebut hanya berada di kota.
Namun, dari segi keamanan tetap saja apa yang kami lakukan adalah kesalah pelaku
pengendara sepeda motor. Namun, apalah nak dikate hanya itulah yang bisa kami
lakukan sebagai seorang manusia biasa.
Rasa apapun itu bercampur menjadi
satu dikala kami bersama dalam satu motor. Motornya juga tidaklah begitu baik
fisiknya, beberapa bagiannya harus diikat dengan tali rafia yang dihubungkan ke
stang agar tidak lepas saat dikendarai, apalagi kaca spion jga tak ada satu
pun. Dan di tambah kemaren juga bannya baru saja di ganti karena sudah sangat kempes. Entah perasaan apalagi yang
harus aku sebutkan kesal, marah, lucu, mau nangis dan sepanjang perjalanan,
kami hanya bisa menggerutu melihat sikap seorang teman yang tega membiarkan
kami berkendaraan empat orang dengan satu motor yang jarak perjalanannya dari
simpak pesak-air asam dengan meemakan waktu samapai 2,5 jam. Bokongku pun
sering mengalami hentakan dan bahkan aku sampai kehilangan pegangan dan hampir
beberapa kali terbang karena yang baku duduki adalah pegangan bagian
belakangnya motor. Tapi rasa sakit itu tidak ku indahkan, kufikir dari pada
tidak pulang dan beranjuk lagi di rumah seorang teman itu lebih baik pulang
dengan berkendaraan bersama 3 orang temanku ini dan merasakan ni’matnya duduk
saling sempit dan berdesakan dengan kelucuan yang terjadi.
Kami hanya bisa memuji sani sebagai
pengendara motor yang membawa kami pulang terutama aku. Karena aku adalah tempat
rumahku yang paling dekat dengan rumahnya temanku yang di simpang pesak itu.
Rasa kagum tak henti-hentinya kami ucapkan kepada sana. “ kalau gak ada sani
entah gimana nih nasib kita”, masak kita harus tunggu-tungguin di tempat itu”,
ujar aku dan teman ku.
Untuk mengendarai motor dengan
membawa boncengan ada 3 orang plus dirinya sendiri yang totalnya adalah 4
orangpun disusun dengan sangat rapi. Tak semua orang mampu mengendarai motor
dengan 3 penumpang yang di bawanya. Harus punya keseimbangan ketika belok juga
harus seimbang, dan juga ada lubang apalagi...harus perhatian ke teman yang ada
di belakang. Bisa-bisa teman yang paling belakang meloncat karena dudukpun
hanya di tempat pegangan motor.
Suasana saat itu adalah suasana yang
paling dramatisir dan paling menakjubkan bagiku, bagi teman-teman yang lain
juga. Kalau saja teman kami tak marah kepada kami..., tak akan pernah terjadi
hal yang seperti ini. Hingga jantungku hampir copot dan saat itu aku hanya
memasrahkan diriku pada Illahi jika saja terjadi hal-hal yang diluar skenario
aku dan teman-teman. Apakah kecelakaan, ban kempes atau bocor menjadi hal yang
sangat aku khawatirkan. Alhamdulillah, Alloh berencana yang terbaik saat itu
hingga kami sampai tujuan yang pertama yaitu di rumah dinas ku Dusun Air Asam.
Adzan dzuhurpun berkumandang dengan
lantanngnya, tapi kami maasih berada di jalan pada saat itu. Sehingga
panggilanNya pun belum tertunaikan. Lompatan-lompatan dan banyanya orang yanng
melihat kami menjadihal yang sangat menarik. Apakah kami ini bahan tontonan?
Ataukah kami ini lucu di mata mereka hingga motor yanng telah melewati kami
pun..terheran-heran dengan diputarkannya kepalanya kebelakanng karena anehnya
melihat apa yang telah dilewatinya baru saja. Aku senyum-senyum saja melihatnya.
Bukan satu motor saja yang menganggap apa yang kami lakukan itu aneh tapi
beberapa motor ataupun mobil juga melakukan hal yang sama...ckckck, seperti
badut atau tontonan saja ya yang ada di jalanan. Biarlah kataku dalam hati, ini
hnya sementara..toh apa yang terjadi sekaang semoga hanya kali ini saja terjadi
dan hanya sekali saja kita melewati ini dengan segala kelucuan, keanehan,
kelelahan, kekecewaan dan segenap rasa yang menumpuk di beban, masih ada
pundak-pundak yang bisa menggapai beban yang terasai oleh kita. Masih ada
kaki-kaki yanng sanggup berjalan menyelusuri panjangnya perjalanan dari Simpang
Pesak hingga ke Air Asam dan letihnya tangan-tangan menggapai apa yang ingin
tersampaikan dengan pesan-pesan perjalanan hidup. Senyum kembali kusimpulkan.
Kukatakan pada alam, perjuangan ku disini..inilah saatnya aku menunjukkan pada
dunia siapa aku dengan apa yang aku dan teman-teman lakukan dengan penjelajahan
yang sangat menyemai hubungan kita dengan alam.
Hampir satu setengah jam perjalanan
sama-sama kami rasakan bahwa inilah ni’mat kebersamaan yang terasai dengan
berhembusnya angin yang bertiup dengan kencangnya dan semilir ilalang-ilang
yanng terhampar luar di sabana padang tandus nan gersang penuh dengan terik
mentari yang selalu menyapa pagi dengan semangat dan belum pernah lelah hingga
hari akhir yang telah ditentukan olehNya.
Dikelilingi oleh angin yang sepoi
dan dedauan serta mentari yang semakin teriknya, membuat wajah dan tubuh
mengeluarka keringat yang semakin berlebihan dan tercurah dengan sangat
banyaknya. Bayang-bayangan SDN 4 Dendang sudah berada di depan mata, namun aku
lupa dengan lika-liku perjalanan yang mengarah ke desa Balok..hehe, aku adalah
orang yang paling sulit untuk menghafal jalan bila masih dilalui 1 atau 2 kali.
Dudukku pun semakin tak nyaman dan penuh dengan kesempitan. Aku membeyangkan
bagaimana jika saja aku dan teman-teman salah satunya ada yang jatuh karena
keseimbangan dalam duduk. Pastinya akan kacau dunia persilatan.
Hela nafaspun terbayarkan dengan
danya bayangan dan ciri-ciri bahwa SDN 4
Dendang telah dekat. Dari yang aku kenal dengan, ciri Air Asam telah masuk.
Alhamdulillh, akhirnya fatamorgana ataupun pelangi tak terlihat oleh ku hingga
rumah bu Mar pun terlihat, akhirnya baru ada rasa lelah kini dibayar dengan
kita nyampe terlihat dari apa yang kita lakukan yaitu istirahat dan melepaskan
segala beban yang ada di pundak untuk memecah segala kebekuan yang ada.
Itirahat juga tak bisa lama karena sholat dzuhurpun belum ditunaikan dengan
segala rasa syukur atas ni’mat yang diberikan Illahi. Selesai sholat, akupun
kasihan dengan teman-teman yang lelah dan kelaparan itu...kuberikanlah makanan
ringan dan minum untuk mereka. Karena kulihat, wajahnya sudah sangat tidak
bergairah, karena tenagapun tak lagi ada
menghampiri tubuh munggil mereka. Setelah istirahat dan makan makanan yang
paling tidak mengganjal perut yang sedikit itu, menjadi sumber energi baru
untuk melakukan perjalanan selanjutnya. Hehe..semoga kalian baik-baik saja
hingga samapai ke tujuannya masing-masing dan dalam keadaaan baik-baik saja.
Pelan-pelan ya san....do’aku semoga Alloh meridhoi perjalannnan kita pada hari
ini aamiin ^_^.
0 Komentar