Sosok yang lucu, ribut, rame dengan suara serak-serak basahnya itu
yang menjadi ciri khasnya dan aku anggap sebagai adikku sendiri. Adikku
juga laki-laki yang sekarang telah kuliah di USU semester 3. Tapi adik
aku yang satu ini jelas beda dengan adikku yang ada di Medan.
Hari kamis, deni pergi ke sekolah dengan membawa tikar yang aku
dengar dari ibu bahwa deni ada acara yang menginap di sekolah. Aku tanya
ke Ibu, “Ada acara apa di Sekolah buk?”.
“Ibu juga gak tau ada acara apa, tadi mbak Tina yang ngasih tau acara
dan minta izin agar deni bisa ikutan acaranya”, jawab si Ibu.
Seharian tak ku dengar suara deni yang selalu membuat rame keluarga
pak Jumad. Kalau si Ibu bilang, “ Mbak gak usah heran ya sama deni dan
lia, karena mereka memang suka berantem kayak kucing dan anjing dan
biasanya mereka juga sering teriak-teriakan, jadi maklumi aja ya”, pinta
Ibu.
“Iya Ibu tenang aja”, jawabku.
“Sunyi ya buk rumah gak ada deni?, tanyaku”.
“iya, mbak kalau ada di rumah dua-duanya gak bisa akur dan kalau si Deni gak ada rumah terasa sepi”.
Sebelumnya Taufik yang tinggal di rumah keluarga pak Jumad,
karena ada masalah dengan jamban dan ingin dekat ke Mesjid aku jadi
harus rolling. Aku ke rumah Pak Jumad dan Taufik ke rumah Pak Mat Hatta
atau lebih terkenal dengan nama pak Jojon.
Deni sangatlah dekat dengan Taufik sampai-sampai waktu akan
pindah rumah, si Deni merengek dan gak mau kalau Taufik pindah.
Kedekatan mereka timbul karena Taufik mengajarkan Deni pelajaran
sekolah, tapi aku berbeda mendekati Deni dengan cara Laptop. Laptop
adalah sarana pendekatan ke Deni, mulai dari nonton 3 Idiot,video lucu
sampai dengan mengetik jadwal pelajaran sekolahnya. Aku juga pernah
mengajaknya ke rumah Ibu unang untuk mengambil kertas A4. Alhamdulillah
aku bisa menarik hatinya, walaupun aku juga tidak bisa lebih dari itu
karena dia sudah baligh.
Sabtu di minggu kedua menerima rapor untuk siswa SD, SMP dan
SMA. Deni yang berada di kelas 1 SMP juga menerima rapor hari itu. Aku
menunggu kepulangan Deni dan melihat prestasi belajarnya, sebenarnya aku
ingin memberikan hadiah kepada Deni, tapi apa ya…aku juga tidak ada
mempersiapkannya sama sekali karena yang aku siapkan hanya kaus kaki
untuk SD dan itupun aku berikan kepada Ida yaitu anak kecil kelas 1 SD
yang berada di Rumah teh Selvi sebelah rumahnya Taufik. Dari kejauhan
terdengar suaranya, yang serak-serak itu dan rame sedang menyapa cha-cha
yang sejak dari tadi ada di rumahnya nina, anak kecil kelas 1 SD yang
rumahnya berada di sebelah rumah ku. Saat Deni memasuki rumah dan
mengucapkan salam, aku menjawab salamnya dan langsung bilang untuk
melihat rapornya. Dan Deni langsung bilang “dapat rangking besar”.
“Rangking berapa besar?” tanyaku
Dan Deni pun langsung menunjukkan tulisan 5 besarnya ke aku. Sekolah
di SMP SATAP 08 BAYAH Rangking 5 besar dengan nilai 903 dan nilai KKM
dan nilai yang diperolehnya tercantum disitu. Aku menyoroti nilainya
yang hampir mendekati nilai KKM yaitu Matematika, dengan nilai KKM 67
dan nilai yang diperolehnya adalah 68 dan nilai yang tertinggi adalah
olahraga dan Baca Tulis Arab yang nilainya 87 dan 86.
Dan hobi Deni adalah bermain bola. Setelah ia menunjukkan rapornya
padaku, Ia pun bersiap-siap untuk bermain bola pukul 14.30 WIB
dilapangan. Apa yang dilakukan Deni, padahal masih pukul 12.35 WIB?
Ternyata Deni akan menggunting rambutnya dan sang ahli yang melakukannya
adalah Cha-cha adiknya Ahmad yang sejak tadi ada di sebelah rumah. Aku
kira mereka belum melakukan pemotongan rambutkarena suara Deni sangatlah
mengindikasikan diriku bahwa mereka sedang mengobrol yang sangat hot
dengan suara Deni yang sangat ribut dan khas itu dalam bahasa
sunda.ternyata hasilnya..dereng.., hasil potongaan rambut mirip Omesh,
tapi kalau aku mengatakan itu mirip dengan Ronaldo, Ronaldino dan David
Becham. Itulah Deni dengan segala gayanya dan kelucuannya, sedikit
banyak mirip dengan adikku karena sama-sama anak yang terakhir dan
sama-sama manja di rumahnya sendiri.
0 Komentar