Tak Jadi MUDIK









Mudik itu sesuatu, pake banget juga boleh lah. Aku suka dengan kata-kata Mudik apalagi melakukannya, seperti ada sesuatu perjuangan yang harus kita lakukan. perjuangan menabung, perjuangan menghemat dan perjuangan memberikan oleh-oleh dan sedikit angpau. seru rasanya. Tapi, dua kali ramadhan dan dua kali Lebaran kali ini, aku tak dapat melakukannya.pasalnya harga tiket melambung hampir 3x lipat yang membuatku harus berfikir ulang bila hendak mudik.

Pyuuuuuur.....tarikan nafasku pun belum ku hembuskan

Tahun depan, dana Mudik akan cair tapi kalau yang pulang ada dua orang?? gimana jadinya....haha, harapan yang sampe sekarang belu terwujud. Tapi harapan itu segera terwujud di 2014, Istajib ya Robb... .Allohumma la sahlah illa maa ja'altahu sahla wa anta taj'alu so'bu in syi'ta sahla.

Aamiin khusyu berharap penuh penghayatan

Kali ini aku menghabiskan liburan Ramadhan dan Lebaran di Rumah Desi, salah satu teman guru DGC. Dia baik dan perawakannya sangat mirip dengan Agoeng Indri Puspita Lestari, teman SGi angkatan IV. di rumahnya sudah 4 hari. rencana, aku ingin menenangkan diri dan mencari keramaian. namun, ketenangan tidak ku temui justru keramaian dan cerita Pipi yang tak kunjung bisa berhenti. Namanya juga di rumah orang ya...situasi dan kondisi tak bisa dianggap bahkan dilakukan seperti di rumah sendiri. semuanya terbatas. aku juga harus menggunkan Jilbab dan Kaos Kaki kemanapun. sungguh panas, tapi aku berharap Alloh mengharamkan aku untuk menginjak nerakaNya yang akupun tak akan sanggup jika singgah sebentar disana.

setiap keluarga memiliki karakternya masing-masing
kali ini keluarga Desi, dengan karakter keluarga yang terbuka, sederhana, Pekerja keras, tidak pernah mengeluh. namun, Ibadah yang sangat kurang dan juga sikap anak-anaknya yangkurang sopan dengan orang yang lebih tua. ya...plus dan minus itu sealu ada dan dapat kutemui, dan kau pun dapat menemuinya . 

beberapa hari aku di rumah Desi, Ibunya sangat lihai dalam membuat kue. hari-hari aku disana, aktivitas membuat kuepun selalu saja ada. Tak pernah berhenti. aku jadi melihat kemali fenomena ibu-ibu atau masyarakat yang memang mementingkan kue daripada Ibadah puasa di bulan amadhan. padahal ramadhan hanya singgah sebentar saja. tapi, kebiasaan yang sudah mendarah daging di masyarakatpun tak akan pernah jauh dari kehidupan Ibu-ibu. aku hanya bisa berdo'a semoga ketika ramadhan menyapaku, aku tak akan terlena dengan keadaan yang membuatku jauh dariMu ya Robb
inilah kisahku selama 4 hari di rumah Desi semoga jadi pelajaran berharga di Ramadhan berikutnya ^_*

Posting Komentar

2 Komentar